10 April 2025
Berita
Seperti menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 515 kg CO2/tcem, hingga berkomitmen pada transparansi dan kepatuhan hukum.
Penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) kini menjadi standar utama dalam bisnis berkelanjutan. Perusahaan tak hanya berupaya memenuhi regulasi, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan tanggung jawab sosial, dan memastikan tata kelola yang transparan. Dengan meningkatnya perhatian investor dan pemangku kepentingan, ESG menjadi kunci daya saing di masa depan.
AVP of Sustainability Office PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), Solehudin Murpi menegaskan komitmennya dalam menerapkan prinsip ESG sebagai bagian dari strategi bisnis berkelanjutan. ESG baginya bukan sekadar kewajiban regulasi, tetapi juga faktor utama dalam menciptakan keberlanjutan bisnis dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Menurutnya SIG terus mendorong efisiensi dalam penggunaan sumber daya termasuk energi bahan baku dan air. Serta berupaya mengurangi limbah. Selain itu inovasi menjadi kunci dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Salah satunya melalui pengembangan produk dan layanan yang ramah lingkungan serta memberikan manfaat sosial bagi masyarakat,” ujarnya dalam webinar series oleh Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (ILUNI FHUI), Rabu (19/3/2025).
SIG juga menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam pemanfaatan bahan baku dan sumber energi. Metode co-processing dan penggunaan bahan baku alternatif menjadi langkah konkret perusahaan dalam mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi produksi.
Dalam aspek kepatuhan terhadap regulasi dan keterlibatan pemangku kepentingan menurut Solehudin Murpi, SIG berperan sebagai pionir di industri material bangunan. Perusahaan menargetkan 62% dari total pendapatan pada tahun 2030 berasal dari produk hijau.
Untuk mencapai tujuan tersebut, SIG menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 515 kg CO2/tcem, sejalan dengan komitmen dekarbonisasi dan pengendalian emisi gas rumah kaca. Dari sisi dampak sosial, SIG berupaya memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Hingga saat ini, lebih dari 9,8 juta orang telah menerima manfaat dari berbagai program keberlanjutan yang dijalankan perusahaan.
“Salah satu inisiatif utama SIG adalah penyediaan ‘semen hijau’ yang berperan dalam pembangunan infrastruktur dan perumahan di berbagai wilayah di Indonesia. Produk ini juga menjadi solusi untuk mengurangi risiko lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Atas upayanya, SIG berhasil meraih penghargaan Best State-Owned Enterprises serta masuk dalam daftar Top 50 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar dari Indonesian Institute for Corporate Directorship. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa SIG telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dalam pengelolaan bisnisnya.
Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, SIG menyediakan whistleblowing system yang memungkinkan seluruh pemangku kepentingan melaporkan dugaan pelanggaran terhadap pedoman perilaku etika.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Tiur Simamora mengatakan, pemahaman terhadap ESG sangat penting dalam industri jamu dan farmasi. Pasalnya erat kaitannya dengan keberlanjutan sumber daya alam.
“Sido Muncul berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan, terutama karena bahan baku kami hampir seratus persen berasal dari tanaman herbal yang sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim,” ujarnya.
Sebagai satu-satunya perusahaan jamu yang terdaftar di bursa, perusahaan tempat Tiur bernaung telah menyusun kebijakan keberlanjutan berbasis empat pilar utama. Implementasi ESG di Sido Muncul terlihat dalam penggunaan energi terbarukan, di mana 90 persen energi yang digunakan berasal dari sumber terbarukan, serta pengolahan limbah ampas jamu menjadi biomassa.
Keberlanjutan di Sido Muncul juga melibatkan kemitraan dengan ratusan petani sebagai pemasok bahan baku. Diketahui, perusahaan ini membina petani agar hasil tanam mereka sesuai standar dan mendorong penggunaan pupuk organik yang diharapkan bentuk pembangunan sosial ekonomi yang inklusif.
“Kami juga mempunyai program Corporate Social Responsibility (CSR) melalui empat pilar utama yaitu beasiswa dan santunan, pembangunan infrastruktur, edukasi melalui kunjungan pabrik, serta pemberdayaan masyarakat, termasuk program tambahan nutrisi untuk Posyandu dan desa wisata,” jelas Tiur.
Dalam hal tata kelola perusahaan, Sido Muncul berkomitmen pada transparansi dan kepatuhan hukum. Perusahaan telah memperoleh berbagai sertifikasi mutu, seperti ISO, HACCP, CPPOB, dan CPOTB, untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar keamanan dan kualitas tertinggi.
“Kami menerapkan berbagai kebijakan tata kelola, termasuk kode etik, kebijakan anti-suap dan anti-korupsi, serta mekanisme whistleblowing untuk memastikan praktik bisnis yang bersih dan beretika,” pungkasnya.
10 April 2025
Berita
Acara ini sebagai wadah silaturahmi dan berbagi kebaikan kepada 100 orang anak yatim-piatu.
Ikatan Alumni Fakultas...
10 April 2025
Berita
Harus terdapat tanggungjawab bersama antara jaksa dan penyidik dalam penanganan perkara. Jaksa dapat mengkonfirmasi dan...
10 April 2025
Berita
Mengedepankan keadilan korektif, keadilan restoratif, dan keadilan rehabilitatif. Pemerintah sedang merampungkan 3 RUU dan beberapa...